MEMILIH YANG BENAR DARI SEJARAH GEREJA
PELAJARAN 6
MEMILIH YANG BENAR: BELAJAR DARI SEJARAH GEREJA
1. Theodora dan Didimus kekasihnya
Theodora adalah seorang gadis
cantik, anggota jemaat yang saleh di Antiokhia. Ia ditangkap dan diadili oleh
gubernur Antiokhia. Theodora diperintahkan oleh gubernur agar mempersembahkan
kurban kepada dewa-dewa Roma dan Kaisar, tetapi ia menolak dengan tegas. Karena
penolakannya itu, ia mendapat hukuman cambuk, lalu dipenjarakan di ruang bawah
tanah.
Theodora mempunyai seorang tunangan
yang bernama Didimus, juga seorang Kristen. Karena cintanya yang besar kepada
Theodora, Didimus menyamar sebagai seorang tentara romawi untuk menemui
kekasihnya di penjara. Ia berhasil menemui Theodora, kekasihnya itu. Didimus
membujuk Theodora supaya menyangkal Kristus, namun Theodora menolaknya. Didimus
terus-menerus membujuknya, tetapi keputusan Theodora tidak tergoyahkan untuk
tetap menyembah Kristus. Sementara ia berbincang-bincang dengan Theodora, penjaga
pintu datang. Didimus ditangkap dan diperiksa, lalu dibawa ke hadapan gubernur.
Gubernur memeriksa Didimus. Ia menyatakan bahwa dirinya adalah seorang Kristen
dan Theodora adalah tunangannya. Kemudian, gubernur meminta Didimus
meninggalkan kepercayaannya itu dan mempersembahkan kurban kepada dewa. Didimus
menolak permintaan sang gubernur. Gubernur mengummkan hukuman mati bagi
Didimus. Mendengar hal itu, dengan berani Theodora menghadap gubernur, memohon
agar Didimus dibebaska, sebab katanya, “Akulah yang menyebabkan Didimus
menyamar sebagai tentara, jadi akulah yang bersalah.” Akhirnya, Theodora dan
Didimus dihukum mati dengan cara dipenggal kepala, lalu mayatnya dibakar.
Sebelum mereka dipenggal, Didimus
sempat mempengaruhi Theodora agar menyangkal Kristus. Namun, keputusan Theodora
sudah bulat: tetap mengikut Kristus. Keyakinan Theodora itulah yang menyebabkan
Didimus ikut mengambil keputusan yang sama, yaitu tetap mengikut Kristus.
2. Marinus
Di Kaisarea
terdapat seorang tentara romawi yang bernama Marinus. Marinus adalah seorang
tentara yang cakap. Oleh karena itu, ia dengan mudah mendapatkan jabatan
penting dalam ketentaraan Roma. Saat jabatan komandan pasukan lowong,
terjadilah persaingan di antara sesama tentara untuk merebut jabatan tersebut.
Menurut kebiasaan yang berlaku sebelumnya, seharusnya Marinus akan mendapatkan
jabatan itu. Namun, ada yang menyampaikan kepada kaisar bahwa Marinus adalah
seorang Kristen. Berdasarkan hukum Romawi kuno, seorang Kristen dilarang
menduduki jabatan seperti itu.
Oleh
karena itu, Arkheus, hakim di Kaisarea, memanggil Marinus untuk meneliti
kebenaran laporan tersebut. Di depan hakim, Marinus berterus-terang mengaku
bahwa ia adalah seorang Kristen. Arkheus membujuk supaya Marinus mau menyangkal
imannya dan mempersembahkan kurban ke hadapan dewa dan menyembah kaisar supaya
ia menduduki jabatan tersebut. Jika Marinus tidak bersedia maka Marinus akan
dibunuh. Marinus tidak mau mempersembahkan kurban kepada dewa. Arkheus memberi
kesempatan kepada Marinus selama tiga jam untuk mempertimbangkan hal itu.
Pada
saat itu Marinus menghadapi dilema; pada satu sisi ia berharap dapat menduduki
jabatan itu, namun pada sisi lain ia harus menyangkal Kristus, yang
mengakibatkan ia kehilangan hidup kekal yang telah dianugerahkan Yesus kepadanya.
Akhirnya, Marinus memilih untuk tetap mempertahankan imannya. Arkheus akhirnya
mengambil keputusan bahwa Marinus dihukum mati dengan cara dipancung. Dengan
demikian Marinus terhitung sebagai martir oleh karena mempertahankan imannya.
3. Sebastianus
Pada tahun 248 Dioklesianus menjadi
kaisar di Roma. Saat itu gereja sudah berkembang sejak kaisar Gallienus
mengeluarkan edik 9keputusan) toleransi pada tahun 261. Tahun 303 tiba-tiba
Dioklesianus mengeluarkan keputusan untuk menghambat gereja. Pada masa itulah
Sebastianus menjadi Kristen.
Ia tinggal di Narbonne, Gaul.
Sekalipun ia hidup di lingkungan istana, sebagai seorang komandan, namun ia
tidak dipengaruhi oleh penyembahan kepada dewa-dewi. Fabianus, seorang jenderal
Roma, sangat benci kepada Sebastianus. Namun ia tidak mempunyai jalan untuk
menjebak Sebastianus agar dihukum mati, sebab menurut hukum Romawi, seorang
pejabat tidak dapat dihukum mati. Oleh sebab itu, ia melaporkan kepada Kaisar
Dioklesianus bahwa Sebastianus adalah musuh dewa-dewi dan kaisar. Di hadapan
kaisar, Sebastianus menjelaskan bahwa agama Kristen adalah agama yang baik dan
tidak ada unsur-unsur kejahatan di dalamnya. Agama Kristen bukan agama yang
bermaksud mengganggu ketertiban dalam kekasiran Roma; bahkan sebaliknya, dalam
ibadah orang Kristen, kaisar dan keselamatan kekaisaran Roma didoakan.
Akan tetapi, jawaban Sebastianus itu
tidak meredakan murka kaisar. Akhirnya, Sebastianus dijatuhi hukuman dengan
dipanah sampai mati oleh tentara-tentara Roma.
4. Fransiskus dari Asisi
Geovanni, nama kecil dari Fransiskus
dari Asisi, lahir pada tahun 1182 di kota Asisi, Italia. Ayahnya seorang
pedagang kain. Sejak kecil Fransiskus telah dicap sebagai pemberontak kepada
orang tua. Pada hal, ayahnya yang bernama Pietro Bernardone mengharapkan anaknya
kelak bisa meraih prestasi. Namun Fransiskus hidup lain daripada harapan orang
tuanya. Ia malah mabuk-mabuk dan melakukan berbagai kejahatan. Pada usianya
yang muda belia, yaitu pada umur 20 tahun, ia bergabung menjadi anggota
militer, ketika Italia berperang dengan Perugia. Malangnya Fransiskus
tertangkap dan menjadi tawanan.
Penderitaan selama di penjara serta pada saat ia jatuh sakit, itulah
yang membawa Fransiskus pada pertobatan. Setelah bebas dari penjara, ia
memutuskan untuk menjadi Kristen yang sesungguhnya. Dalam perjalannannya
berziarah ke Roma, di jalan ia bertemu dengan para pengemis dan orang yang
berpenyakit kusta. Hatinya terharu dan iba lalu ia memberikan jubahnya kepada
pengemis dan memeluk penyadang kusta itu. Tindakan ini jelas tidak lazim bagi
kebanyakan orang sebab ia akan kedinginan dan berisiko tertular penyakit kusta.
Melihat orang-orang yang menderita seperti ini di sekitarnya, akhirnya ia
memilih untuk mengabdikan dirinya bagi orang-orang fakir miskin dan yang
menderita karena penyakit.
Setelah Fransiskus mendengarkan
sebuah khotbah yang didasarkan pada Matius 10:7-19, ia mengambil keputusan yang
lebih radikal lagi yaitu membuang tongkat dan sepatunya, memakai jubbah hitam
dan berikatpinggangkan tali dan hidup sebagai pengemis. Inilah wujud
ketaatannya pada perintah Kristus untuk menyangkal diri dalam memberitakan
Injil Kerajaan Allah. Sepanjang sisa hidupnya ia mengajarkan tentang
kemiskinan, pertobatan, kasih persatuan dan perdamaian.
Pada tahun 1209, di usia 45 tahun
yaitu pada tanggal 03 Oktober 1226, Fransiskus meninggal dunia.
Dari tokoh-tokoh di atas kita
belajar bahwa penderitaan mereka sangatlah hebat dan menakutkan. Sebagai
manusia normal, sudah pasti mereka menghadapi dilemma. Kita dapat bayangkan
apabila hal itu menimpa kita, mungkin ceritanya lain. Di antara kita ada yang
lari dari kenyataan itu, misalnya menyangkal Yesus. Namun, mereka tidak
menyangkal iman mereka kepada Kristus. Hal yang sama pernah dialami oleh Rasul
Paulus dalam mempertahankan imannya. Rasul Paulus telah banyak mengalami
derita, akan tetapi ia senantiasa tabah (Korintus 11:23,25; 12:1). Rasul Paulus
justru bermegah atas penderitaan yang dialaminya, karena ia tetap
mempertahankan imannya. Apakah kalian pernah mendengar ilustrasi tentang “kerang
yang menangis”?
Menurut cerita kuno, ada seekor
kerang yang terbuka di dasar laut. Lalu masuklah pasir atau benda keras yang
lain. Kerang itu pun menangis sedih karena derita yang ditanggungnya. Air mata
kerang yang terus mengucur ini lama-kelamaan menutupi pasir atau benda keras
tadi, sehingga terbentuklah sebuah benda baru, yang kemudian disebut mutiara.
Mutiara ini menjadi hiasan yang sangat indah dan mahal harganya. Penderitaan
dan kesengsaraan, bagaimanapun pasti menyedihkan bagi setiap insan yang mengalaminya.
Tetapi ingat, bahwa sekalipun kesengsaraan menimpa hidup kita, karena
mempertahankan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, Allah ingin dan rindu agar
hidup kita senantiasa memancarkan kemuliaan Kristus, ibarat mutiara yang
terbentuk oleh air mata.
Contoh
menentukan pilihan yang benar dalam tantangan kehidupan sebagai remaja Kristen
dengan meneladani tokoh gereja adalah misalnya pada malam minggu, biasanya anak
muda sering mengatakan itu malam yang panjang karena malam minggu adalah untuk bersenang-senang
dengan teman-teman. ada yang sampai larut malam baru pulang ke rumah hingga ada
yang besok paginya sehingga banyak di antara mereka tidak bisa ibadah. Tetapi
sebagai remaja Kristen yang sudah belajar tentang Firman Tuhan, anak SMA Negeri
02 tidak demikian. Mereka lebih memilih tidak jalan-jalan pada malam minggu
karena ikut ibadah pemuda dan ada juga yang jalan-jalan tapi melihat jam pulang
karena memikirkan besok pagi harus bangun pagi untuk bisa ikut ibadah. Dengan
sikap di atas, kita sudah menentukan pilihan yang benar dengan meneladani tokoh
gereja dalam mengambil suatu keputusan yang mengutamakan Kristus.
Titanium Curling Wand - TITanium Arts
BalasHapusStainless titanium helix earrings steel titanium dioxide skincare blades in stainless steel blades. Stainless steel blades, for oakley titanium sunglasses the titanium ore terraria best craftsmanship and babyliss pro titanium flat iron comfort at TITanium Arts.