pengertian nilai kristiani
PELAJARAN
1
PENGERTIAN
DAN SUMBER NILAI KRISTIANI
A.
PENGERTIAN
NILAI DAN NORMA
a.
Nilai
dan norma
Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, Nilai adalah harga dalam arti taksiran harga: harga sesuatu; angka
kepandaian; kadar, mutu, banyak sedikitnya isi.
Nilai merupakan realitas yang
abstark, yang dapat kita rasakan dalam diri kita masing-masing sebagai daya
dorong atau prinsip atau pedoman dalam hidup manusia secara praktis. Nilai adalah perasaan tentang apa yang
diinginkan atau tidak diinginkan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang
yang memiliki nilai itu. Semua orang memiliki tata nilai yang digunakannya
untuk menilai baik atau buruknya sesuatu di dalam kehidupannya: hal-hal
jasmani, rasa, kepercayaan, keyakinan dan sebagainya. Misalnya: jujur, sopan,
peduli. Itulah sebabnya nilai merupakan sisi yang sangat penting dan melekat
erat dalam hidup manusia dalam hal: pola pikir dan pola tingkah laku. Nilai
ditanamkan pada seseorang dalam suatu proses sosialisasi melalui: keluarga,
masyarakat/lingkungan, lembaga pendidikan agama, media massa, tradisi dan
kelompok-kelompok sebaya tertentu (Kaswardi, 1993:20-23). Biasanya, suatu nilai
erat hubungannya dengan suatu konsep yang berakar dari dalam emosi masyarakat.
Sehubungan dengan itu, nilai budaya disebut dengan sistem nilai budaya.
Sedangkan sistem nilai budaya adalah suatu sistem yang terdiri atas
konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar masyarakat
tentang hal-hal yang dianggap bernilai atau berharga dalam hidup. Oleh sebab
itu sistem nilai budaya ini berfungsi sebagai pedoman yang sangat tinggi bagi
acuan kelakuan manusia dan mengatur perilaku manusia (Koentjaraningrat,
1978:32).
Nilai-nilai tersebut terpatri
(tertanam) dalam kondisi-kondisi sosio-ekonomi, nilai-nilai tersebut bukan
merupakan realitas yang tertutup, sebab walaupun ada perbedaan nilai, tetap
memiliki kesatuan nilai secara umum. Sifat nilai itu selalu mengalami perubahan
sesuai dengan perubahan sosial (Kaswardi, 1993: 21-25).
Sementara, norma adalah istilah umum
atau universal dan mencakup sesuatu yang ideal, yang berkaitan dengan hukum,
ketentuan-ketentuan dan prinsip-prinsip dan kepastian (Masquarrie, 1986:426).
Hal itu berarti juga bahwa norma adalah suatu ukuran untuk menentukan sesuatu
(Poewodarminta, 1986:678). “Sesuatu” yang dimaksud adalah menyangkut hidup
manusia. Itulah sebabnya, James Chidress pernah mengatakan bahwa norma adalah
sesuatu yang membimbing kea rah hakikat dan perbuatan manusia. Lebih praktis
lagi, norma membawa ke arah model suatu perbuatan yang baik atau yang buruk,
sesuatu yang wajib atau diperbolehkan (Macquarie, 1986:425).
Hukum, prinsip dan ketentuan yang
membawa manusia untuk melaksanakan perbuatannya itu menyangkut juga etika yang
erat hubungannya dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dan dialami oleh
seseorang. Baik buruknya perbuatan seseorang pada situasi tertentu dapat
dinilai dengan suatu alat ukur, yaitu norma.
b.
Nilai
dan norma Kristiani
Apabila kita berbicara tentang
nilai dan norma kristiani, kita harus juga mengingat ajaran-ajaran Kristen,
khususnya yang menyangkut etika Kristen. Etika Kristen merupakan tanggapan akan
kasih Allah yang menyelamatkan kita (1 Yoh. 4: 19). Titik tolak berpikir iman
Kristen adalah iman kepada Tuhan yang telah menyatakan diri di dalam Tuhan
Yesus Kristus. Dalam konteks iman Kristen ukuran apa yang baik adalah segala
sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. sedangkan kehendak Tuhan sendiri
telah dinyatakan dalam Hukum dan perintah Tuhan, yakni Dasa Titah atau Hukum
sepuluh Perkara dan kasih sebagai landasan yang utama. Etika Kristen inilah
yang mengontrol, mengoreksi dan mengarahkan perbuatan orang-orang Kristen dalam
berbuat secara nyata atau perbuatan praktis. Dasar yang digunakan adalah firman
Tuhan. misalnya: Sepuluh Perintah Allah yang tercantum dalam keluaran 20:1-17
dan yang disarikan di dalam Hukum Kasih (Matius 22:37-40; Markus 12:30-31;
Lukas 10:27) yakni:
1. Mengasihi
Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap
kekuatan kita. Hukum yang pertama ini merupakan ringkasan sepuluh perintah
Allah nomor 1-5.
2. Mengasihi
sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. Hukum yang kedua ini merupakan
ringkasan Sepuluh Perintah Allah nomor 6-10.
Nilai-nilai dan norma-norma Kristiani,
khususnya tentang kasih diterangkan secara praktis di 1 Korintus 13:4-8, antara
lain:
1.
Sabar
2.
Murah hati
3.
Tidak cemburu
4.
Tidak memegahkan diri
dan tidak sombong
5.
Tidak melakukan yang
tidak sopan dan tidak mencari keuntungan sendiri
6.
Tidap pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain
7.
Tidak bersukacita
karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran
8.
Menutupi segala
sesuatu, percaya segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Di dalam Alkitab, masih ada
banyak petunjuk yang berkaitan dengan nilai dan norma kristiani yang semuanya
mendidik, mengarahkan dan membangun orang Kristen dalam menjalankan hidupnya.
Nilai dan norma kristiani erat hubungannya dengan praktik hidup antara iman dan
perbuatan. Sementara, iman tanpa perbuatan itu pada hakikatnya iman itu mati
(Yakobus 2:17).
c.
Praktik
hidup sesuai nilai dan norma Kristiani
Bacalah Lukas 10:25-37, Matius
22:35-40, Markus 12:28-34, Matius 5:44, dan Lukas 6:27, 35. Ayat-ayat tersebut
menerangkan kasih yang berkaitan dengan perbuatan nyata dalam praktik hidup
seseorang. Kasih telah menembus sampai wilayah musuh. Mengasihi orang yang
memusuhi kita dan orang yang membenci kita, sangat sulit bahkan hampir tidak
mungkin kita lakukan. Namun, firman Tuhan harus kita lakukan dengan tanpa duka
dan terpaksa. Bahkan dalam Mazmur 4:5, 37:1,8 dikatakan bahwa kita boleh marah,
tetapi tidak boleh berbuat dosa, namun kita tidak boleh marah hanya karena
orang berbuat jahat kepada kita. Itu berarti kemarahan tidak boleh dibalas
dengan kemarahan pula.
Kejahatan tidak boleh dilawan
dengan kejahatan. Secara praktis, ada orang yang memberi saran demikian;
apabila kamu dilempar batu, balaslah dan lemparlah orang itu dengan kapas. Ini
suatu ilustrasi yang mungkin dapat kita terima, namun ada unsur pembalasan dan
dendam. Sementara, unsur pembalasan dan dendam itu justru tidak boleh bagi
norma dan nilai-nilai kekristenan. Dalam hal ini, kita diingatkan tentang
peristiwa di Taman Getsemani ketika Tuhan Yesus ditangkap dan Petrus memotong
telinga kanannya Malkhus dengan menggunakan pedangnya, namun kata Tuhan Yesus:
“Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya…” (Matius 26:52; Yohanes 18:11).
B.
SUMBER
NILAI KRISTIANI
Nilai-nilai kristiani tentunya
tidak lepas dari sifat-sifat Allah. Firman Tuhan mengatakan hendaklah kamu
sempurna sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna (Matius 5:48).
Nilai-nilai yang ada pada diri Tuhan Yesus itu diantaranya:
1.
Kebenaran
Yaitu kita harus memegang
kebenaran dan mengajarkannya dalam kebenaran berdasar kepada Alkitab. Kebenaran
ini juga terletak integritas dan kejujuran, yaitu ada keselarasan antara apa
yang dikatakan dan dilakukan
2.
Kesalehan
Di sini setiap orang percaya harus
hidup berfokus dan berpusat pada Allah Bapa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Kesalehan berbicara tentang hubungan atau relasi antara kita dengan Allah dan
kesederhanaan hidup.
3. Kekudusan
Ini merupakan syarat seseorang
dapat melihat Allah dan masuk menghadap hadirat-Nya. Orang Kristen telah
dipisahkan dari dunia yang gelap ini untuk tujuan khusus yaitu sebagai garam
dan terang dunia.
4. Kesetiaan
Sifat setia sangat diharapkan
untuk dapat dimiliki oleh setiap orang percaya. Kesetiaan orang Kristen harus
didasarkan kepada kesetiaan Allah sendiri dengan senantiasa menyertai kita.
5. Keutamaan
Semangat untuk memberikan yang
terbaik untuk Tuhan dan sesama tentunya diilhami oleh Allah sendiri yang telah
memberikan pemberian yang terbaik yaitu Anak-Nya yang tunggal bagi dunia.
6. Keadilan
Keadilan artinya sifat (perbuatan,
perlakuan) yang adil. Adil artinya sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak tetapi berpegang pada kebenaran. Betapa pentingnya keadilan itu. Oleh
sebab itu kita harus terlibat dengan aktif dalam segala upaya menegakkan
keadilan Tuhan di negeri yang kita cintai ini. Bukan semata-mata karena kita
sedang tertindas, tetapi karena Tuhan peduli kepada setiap orang benar yang
ditindas kefasikan, kemunafikan, atau kefanatikan orang lain. Namun lebih dari
itu karna bumi ini milik Tuhan Allah kita sendiri yang Maha adil dan Maha kasih.
Di dalam Dia tidak ada diskriminasi suku, bangsa, ras dan bahasa juga sosial
budaya. (Kej. 18:19, Ul. 16:19, 32:36; Mzm. 9:9, 11:7,135:14,).
7. Kasih
Ini merupakan ciri kehidupan umat
kristiani yang selalu dinantikan oleh orang-orang di sekitar kita. Kasih yang
dinyatakan dengan kesediaan untuk menerima orang lain, mengampuni yang bersalah
dan menyalurkan berkat Tuhan bagi mereka yang membutuhkan.
Banyak sumber-sumber agar kita
mengetahui nilai-nilai kristiani lebih lanjut lagi seperti tertulis dalam
Galatia 5:22-23 yaitu:
1. Kasih
itu penting (I Yoh. 4:8; I Kor. 13:13;Gal 5:6).
Kasih adalah hakikat
kekal Allah. Karena itu, kasih Kristus haruslah menjadi ciri hidup orang-orang
Kristen dan kasih Kristus inilah yang harus selalu diutamakan dalam seluruh
hidup kita.
2. Sukacita
dianugerahkan oleh Kristus kepada para pengikut-Nya (Yoh. 15:11) dan
disampaikan dengan perantaraan Roh Kudus (I Tes 1:6; Rm. 4:17).
3. Damai sejahtera
adalah pemberian Kristus (Yoh. 14:27 dan mencakup ketenangan batin (Flp. 4:6)
serta hubungan harmonis dengan orang lain.
4. Kesabaran berkaitan
dengan sikap seseorang terhadap orang lain dan mencakup ketidaksediaan untuk
membalas kejahatan dengan kejahatan. Harfiahnya adalah panjang sabar.
5. Kemurahan,
ini adalah tindakan yang penuh kebaikan, khususnya kebajikan sosial.
6. Kebaikan, adalah
ketulusan jiwa yang membenci kejahatan, motif dan perilaku yang baik.
7. Kesetiaan artinya
keteguhan hati, ketaatan, kepatuhan dalam takut akan Tuhan, dalam persahabatan
dan perhambaan.
8. Kelemahlembutan didasarkan
pada kerendahan hati dan menunjukkan sikap terhadap orang lain sesuai dengan
penyangkalan diri.
9. Penguasaan diri
artinya bisa mengendalikan diri terhadap segala sesuatu dengan dipimpin oleh
Roh Kudus.
Berdasarkan
teladan Allah sendiri, kita pun dipanggil untuk mewujudkan nilai kristiani
seperti ini: menolong dan mengasihi teman-teman kita, bahkan berpihak kepada
mereka yang lemah dan yang sesungguhnya tidak layak menerima kepedulian dan
kasih kita. Teladan Tuhan Yesus Kristus mestinya memberikan kita kekuatan untuk
melaksanakannya.
Komentar
Posting Komentar